Senin, 05 Maret 2012

Agama dan Kekerasan


Agama dan Kekerasan
”Jika aku bisa mengayunkan tongkat sihirku dan harus memilih apakah melenyapkan perkosaan atau agama, aku tidak akan ragu-ragu lagi untuk melenyapkan agama,” tulis Sam Harris, yang bersama Daniel Dennett dan Richard Dawkins dikenal sebagai the Unholy Trinity of Atheism.
“Agama sudah semestinya ditinggalkan manusia bukan karena alasan teologis, tetapi -masih kata Harris dalam The End of Faith: Religion: Terror and the Future of Reason – “karena agama telah menjadi sumber kekerasan sekarang ini dan pada setiap zaman di masa yang lalu”.
Romo Magnis pernah mengatakan kepadaku bahwa orang menjadi ateis lebih banyak bukan karena pemikiran filsafat atau sains. Mereka menjadi ateis karena tindakan kekerasan yang dilakukan oleh para pengikut agama. Mereka melihat kontradiksi antara apa yang dikhotbahkan dengan apa yang dilakukan. Baca selebihnya »

Firqatun Naajiyah (Golongan yang selamat) ?

Firqatun Naajiyah (Golongan yang selamat) ?
Oleh AHMAD DIMYATI
Saat di sekolah Madrasah Aliyah (MA) saya diajari seorang guru, suatu paham yang mengubah peta politik dan budaya Hijaz khususnya Saudi Arabia. Pencetus ajaran tersebut adalah Muhammad bin Abdul Wahab. Guru saya tersebut membagikan dengan gratis sebuah buku kecil berwarna (kalau tidak salah) hijau dengan judul “Al-Fiqrqatun An-Naajiyah” dengan tulisan berbahasa Arab dan seluruh isi kitab tersebut berbahasa Arab gundul (tidak berharokat).
Waktu itu, saya dan teman-teman bersikap polos dan mengikuti pengajian yang dirancang guru tersebut dengan keinginan kuat untuk menguasai Bahasa Arab. Sehingga sampai akhir studi tidak banyak perubahan pada diri saya dan teman-teman berkaitan dengan pemahaman dan pengamalan agama. Namun, saat ini saya tertarik untuk membahas judul buku tersebut, yaitu “Al-Fiqrqatun An-Naajiyah” yang artinya golongan yang selamat. Baca selebihnya »

(Kesalahan-kesalahan?) Gramatika al-Qur’an

(Kesalahan-kesalahan?) Gramatika al-Qur’an
SUMBER: Aalulbayt
Beberapa waktu lalu, saya mendapat email dari seorang teman bernama AS. Dia meminta saya menjawab apa yang dia sebut sebagai kritik-kritik kalangan tertentu terhadap al-Qur’an. Dalam email panjangnya itu, Pak AS meminta saya menulis jawaban tuntas atas tuduhan sekelompok orang tentang adanya kesalahan-kesalahan gramatikal dalam al-Qur’an.
Mulanya saya mencoba merinci jawaban untuk tiap tuduhan. Tapi, akhirnya niat itu saya batalkan, mengingat betapa banyak waktu yang harus saya buang, sementara semua tuduhan itu sebenarnya tidak layak mendapat tanggapan yang serius itu. Apalagi, belakangan ini saya semakin sadar bahwa menjawab santai dan dialektis jauh lebih tepat untuk tuduhan-tuduhan tidak berdasar semecam itu.

Kisah Perkawinan Terheboh Dalam Al-Quran

Kisah Perkawinan Terheboh Dalam Al-Quran
SUMBER: Era Al Qur’an
Allah Swt dalam al-Quran, menyebutkan sebuah kisah yang layak diamati dan dianalisa dari pelbagai segi. Kisah ini perlu dihayati karena selain nama surah terpanjang al-Quran diambil dari kisah tersebut (Baqarah: sapi betina), kisah ini –sama dengan kisah-kisah al-Quran yang lain- menyimpan pelajaran-pelajaran untuk umat manusia.
Kisah yang bisa dikatakan  paling detail yang terdapat dalam surah Al-Baqarah atau bahkan dalam al-Quran ini, terjadi di masa nabi Musa a.s. Baca selebihnya »

Akhlak Rasulullah Saw

Akhlak Rasulullah Saw
Rasulullah SAWW adalah manusia paling sempurna dan penghulu para nabi-nabi terdahulu. Untuk membuktikan keagungannya, kita cukup mengetahui bahwa Allah SWT memanggilnya dalam Al Quran dengan sebutan “wahai Rasul” dan “wahai Nabi”. Dan di samping itu, Ia telah menjadikannya panutan bagi seluruh alam semesta. Ia berfirman: “Sungguh telah terdapat budi yang luhur bagi kalian dalam diri Rasulullah”. Sungguh beliau memiliki akhlak yang luhur dan sempurna. Baca selebihnya »

Ibnu Umar Dan Shalat Tarawih Berjama’ah

Ibnu Umar Dan Shalat Tarawih Berjama’ah
Ditulis Oleh J Algar
Memasuki bulan Ramadhan kami akan menambahkan sedikit tulisan yang berkaitan dengan shalat tarawih. Sebelumnya kami pernah membuat tulisan yang membahas masalah hukum shalat tarawih berjama’ah. Kesimpulan pandangan kami adalah shalat malam [tarawih] di bulan ramadhan sebaiknya [paling utama] dilakukan di rumah tetapi tidak mengapa jika mau shalat berjama’ah di masjid. Berikut kami akan menampilkan pandangan salafus salih diantaranya Ibnu Umar yang menganggap shalat malam di bulan ramadhan itu sebaiknya dilakukan di rumah. Baca selebihnya »

Da’i Sejuta Ummat Kiai Haji Zainuddin MZ Telah Berpulang ke Rahmatullah

Kiai Haji Zainuddin MZ Telah Berpulang ke Rahmatullah
SUMBER: Republika
Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya atas wafatnya KH. Zainuddin MZ. Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah dan kebaikan beliau dan mengampuni segala kesalahannyaserta  mendapatkan karunia surga Allah SWT, Amin Ya Robbal Alamin -Kajian Islam-
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Innalillahi wa innailahi rojiun. Kiai kondang Zainuddin MZ telah meninggal dunia pada Selasa (5/7) pagi sekitar pukul 09.15. Jenazah saat ini masih berada di Rumah Sakit Pusat Pertamina.
Berdasarkan informasi, kiai Sejuta Umat itu meninggal dunia akibat terkena serangan jantung. Kiai yang bernama lengkap Zainuddin Muhammad Zein tersebut lahir di Jakarta pada 2 Maret 1951. Baca selebihnya »

Kritik Terhadap ‘Kritik Nalar Islam’ Arkoun

Kritik Terhadap ‘Kritik Nalar Islam’ Arkoun
Oleh: Irwan Malik Marpaung
Prolog
Epistemologi[1] menempati posisi penting dalam dunia pemikiran, sebab ia menentukan corak pemikiran dan pernyataan kebenaran yang dihasilkannya. Bangunan dasar epistemologi berbeda dari satu peradaban dengan yang lainnya. Epistemologi adalah produk langsung dari worldview[2] yang dimilikinya. Dalam hal ini E.G Guba dan Y.S. Lincoln menyatakan bahwa: “the basic belief system or worldview guides not only in choices of method but in ontologically and epistemologically fundamental ways.” Pernyataan ini sebenarnya mengungkap rahasia mengapa ilmu itu value laden atau tidak bebas nilai[3]. Dalam Islam, epistemologi berkaitan erat dengan struktur metafisika dasar Islam yang telah terformulasikan sejalan dengan wahyu, hadith, akal, pengalaman dan intuisi. Ini berarti bahwa ilmu dalam Islam merupakan produk dari pemahaman (tafaqquh) terhadap wahyu yang memiliki konsep-konsep yang universal, permanen (thawabit), dinamis (mutaghoyyirat), pasti (muhkamat) dan samar-samar (mutasyabih), yang asasi (ushul) dan yang tidak (furu’).[4] 

Mengenal Pemikiran Muhammad Arkoun

Mengenal Pemikiran Muhammad Arkoun
Muhamad Arkoun lahir di Wilayah Berber di Taurit-Mimoun, Kabila,  AlJazair  pada tanggal 12 Januari tahun 1928 M, Arkoun menyelesaikan pendidikan dasar di desa asalnya, pendidikan menengah dan pendidikan  tingginya di tempuh di kota pelabuhan Oran, sebuah kota utama di Aljazair bagian barat. Dia kemudian pindah ke Universitas Sorbonne dan meraih gelar  Phylosopy Doctoral pada tahun 1969 M. Ketika itu, dia sempat bekerja sebagai  agrege bahasa dan kesusasteraan Arab di Paris serta mengajar di sebuah SMA  (Lycee) di Strasbourg (daerah Perancis sebelah timur laut) dan diminta  memberi kuliah di Fakultas Sastra Universitas Strasbourg (1956-1959). Pada  tahun 1961, Arkoun diangkat sebagai dosen di Universitas Sorbonne, Paris,  sampai tahun 1969. Arkoun sekarang tinggal di Paris dan menjadi seorang Profesor Emeritus dalam Islamic Studies di Universitas Sorbonne,  Paris-Perancis.  Pada November 1992 di Yogyakarta. Ia sempat memberikan  ceramah di UIN Yogyakarta dan  Jakarta di depan forum LKiS dan beberapa lembaga lain.

NU dan Peneguhan Islam Moderat

NU dan Peneguhan Islam Moderat
SUMBER: Koran-Jakarta
Oleh: KH. Said Aqiel Siradj 
Penulis adalah Ketum PBNU

NU yang mengusung nilai-nilai ahlus sunnah waljamaah (Aswaja) dikenal sebagai organisasi mayarakat Islam berwatak kebangsaan. Watak kebangsaan itu sesungguhnya telah melekat pada sejarah dan jati dirinya. Ciri khas NU sejauh ini tampaknya memang hanya dilihat dari manifestasinya dalam bentuk toleransi dalam kehidupan beragama. Padahal, sikap tersebut hanya salah satu ekspresi paham kebangsaan NU.
Kelahiran NU merupakan bagian dari dinamika dan pertumbuhan bangsa, yakni sebagai wujud dari kegairahan luhur para ulama dalam membangun peradaban besar. Para pendiri NU dengan keunggulan komparatifnya secara gigih dan penuh perjuangan mengelola pilar-pilar perbedaan sehingga bisa mewujudkan harmonisasi yang konsisten. Di sini, kita temukan titik koordinatnya, ketika kita sama-sama membincangkan idealisasi NU, yaitu NU yang reformis dan dinamis yang senantiasa dinaungi oleh spirit moral yang bercahaya. Baca selebihnya »

BIANG-KEROK PERPECAHAN UMAT

BIANG-KEROK PERPECAHAN UMAT
Dalam rubrik “Pembaca Bicara,” Gala 1 Mei 1990, Muhammad Maududi menuding Khawarijisme sebagai biang kerok pecahnya ukhuwwah Islamiyyah. Sebagai golongan, kaum Khawarij memang sudah lama punah; tetapi sebagai aliran pemikiran, Khawarijisme masih ada. Maududi menulis, “Khawarij tidak pernah masuk ke Indonesia, karena keburu punah. Tetapi karakteristiknya dijadikan model kefanatikan mazhab oleh semua mazhab yang ada di Indonesia.”
Kita boleh tidak setuju dengan pendapatnya. Kita ragu apakah betul semua mazhab di sini kefanatikannya sama seperti Khawarij. Atau apakah betul fanatisme mazhab ini sudah ada sejak dulu atau hanya muncul belakangan ini? Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, harus lebih dahulu dijawab apa tanda-tanda pengikut Khawarij?. Baca selebihnya »

Muhammad SAW, Guntur Romli dan Pembajakan Sirah Nabi

Muhammad SAW, Guntur Romli dan Pembajakan Sirah Nabi
Oleh QOSIM NURSHEHA DZULHADI
Tulisan Mohammad Guntur Romli (Kompas, 1 September 2007) menarik untuk dicermati. Setelah membaca tulisannya yang lumayan panjang itu, penulis berkesimpulan bahwa Guntur ingin menyatakan bahwa Nabi Muhammad tumbuh dan ‘dibesarkan’ oleh milieu Kristen. Artinya, lingkungan dan kaum cerdik pandai Kristen punya andil yang cukup vital terhadap pribadi dan nubuwwah (kenabian) Nabi Muhammad SAW. Tentu saja tulisan tersebut ‘menarik’: perlu dicermati dan dikritisi.Baca selebihnya »

Tanggapan untuk artikel “Muhammad dan Kaum Cerdik Pandai Kristen”

Tanggapan untuk artikel “Muhammad dan Kaum Cerdik Pandai Kristen”
Oleh MUSADIQ MARHABAN
Menurut hemat saya, artikel kajian historis ini kurang lengkap karena tidak di dukung data-data yang kredibel. Di samping itu, kajian ini sangat terbatas dan benar seperti antum katakan penggiringan opini dengan data data yang terkesan spekulatif. Sebagai contoh, apabila Muhammad saw dipengaruhi ajaran Kristen, maka mengapa dia menyampaikan berbagai pemikiran yang justru tidak sejalan dengan ajaran Kristen? Bukan hanya sebatas itu, banyak kisah-kisah kenabian Al-Qur’an yang justru berbeda dari berbagai pemberitaan yang ada di PL (Perjanjian Lama) dan PB (Perjanjian Baru), meskipun tokoh-tokoh nabinya sama; dan baik Yahudi maupun Kristen tidak memiliki catatan historis tentang hal ini. Kasus Samiri bisa dijadikan contoh, sedangkan seluruh naskah masoretik menyebutkan bahwa peristiwa patung tuangan didalangi oleh Nabi Harun as sendiri. Dan masih banyak kasus-kasus kenabian lainnya yang bisa diangkat sebagai contoh. Baca selebihnya »

Syafi’i Ma’arif: Pancasila Pintu Masuk Bumikan Moral Islam

Syafi’i Ma’arif: Pancasila Pintu Masuk Bumikan Moral Islam
SUMBER: Republika
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Revitalisasi Pancasila sebagai dasar negara mutlak diperlukan. Tak terkecuali oleh umat Islam. Hal ini karena Pancasila merupakan pengejawantahan nilai-nilai dan prinsip Islam yang universal. Penegasan ini disampaikan oleh Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafi’i Ma’arif. “Pancasila Pintu masuk bumikan moral Islam.”
Karena itu, kata Ma’arif yang berbicara dalam diskusi menyoroti Kebangsaan dan Kemanusiaan di Jakarta, Rabu (25/5), Pancasila bisa diterima oleh semua golongan.Kegagalan aktualisasi Pancasila tidak bisa digunakan sebagai alasan tidak mengamalkan dasar negara itu.

‘Kalah’ Melawan Alquran, Dr Jeffrey Lang Menerima Islam

‘Kalah’ Melawan Alquran, Dr Jeffrey Lang Menerima Islam
SUMBER: Republika
REPUBLIKA.CO.ID-Sejak kecil Dr Jeffrey Lang dikenal ingin tahu. Ia kerap mempertanyakan logika sesuatu dan mengkaji apa pun berdasarkan perspektif rasional. “Ayah, surga itu ada?” tanya Jeffrey kecil suatu kali kepada ayahnya tentang keberadaan surga, saat keduanya berjalan bersama anjing peliharaan mereka di pantai. Bukan suatu kejutan jika kelak Jeffrey Lang menjadi profesor matematika, sebuah wilayah dimana tak ada tempat selain logika.